Tuesday, September 9, 2008

Apakah Aku Tidak Bersyukur?

Setahun yang lalu gue bekerja di Jakarta dengan gaji yang sangat lumayan. Ketika gue di Jakarta gue menginginkan untuk mendapatkan kesempatan bekerja di luar negri. Mengeluhkan para ekspat yang bisa bekerja di Jakarta dengan kerjaan yang tentunya gue juga bisa ngerjain.. dan digaji berlipat-lipat dari gue. Pastilah motivasi gue kerja di luar negri adalah untuk mendapatkan gaji berkali lipat seperti para ekspat itu. Gue pun sempat terdaftar di salah satu universitas di amrik untuk sekedar memperbesar kesempatan gue untuk bisa kerja di luar negri. "Merubah nasib".

Sekarang gue kerja di India. Sudah hampir 9 bulan gue di sini. Akhirnya gue mendapatkan kesempatan untuk kerja di luar negri dengan gaji berlipat itu. Tapi tetep gue mengeluh. Kali ini keluhannya bukan karena gaji.. tapi karena gue tidak memiliki pekerjaan "yang berarti". Gue lebih banyak "idle" di kantor. Hal-hal yang gue kerjain bisa dibilang hanya 5% yang berhubungan dengan kerjaan gue sebelumnya. Tidak ada data-data sumur yang bisa gue analisa. Sering kali gue bingung hari-hari gue di kantor ngapain.. chatting, browsing, email.. cuma itu. Gue pun sudah ngomong ke bos dan ke bos.. bukan 1, 2.. tapi sepertinya tidak akan ada perubahan.. sebuah "conflict of interest" dimana posisi yang gue tempatin sekarang harus ada yang mengisi.. sekedar jaminan untuk client. Dan sekarang gue merasa gue ga akan berkembang dan terjebak di sini.. sudah semakin jenuh. Mungkin sebagian orang akan bilang "Baguskan? Gaji gede tapi santai"... yup memang benar. Setiap bulan gue menikmati itu. Tapi sebagian diri gue tetep merasakan ketidaknyamanan berada di posisi santai (yang kenyataannya bukan santai.. tapi ga ada kerjaan). CV gue pun akhirnya berterbangan di dunia maya...

Apakah gue tidak bersyukur ketika gue dikasih apa yang gue inginkan dengan kemudahan segitu besar di depan mata? Kenapa gue ga bisa menikmati dengan tenang kemudahan itu.. toh gue mendapatkannya dengan bekerja.. sesuatu yang insyaAllah halal..